Tentang Juli dan Agustus

Alhamdulillah..
Pada akhirnya itu kalimat yang harus diucapkan. Bagaimanapun sulitnya berjalan melewati Juli dan Agustus. Tentu, dengan segala luka dan dendam. Aku mampu.
Percayalah, aku baru mampu menulis ini setelah aku pulih. Tak perlu tanyakan tentang dendam dan traumanya. 
Semua terjadi ketika Juli memberi tahuku rahasia yang ia tahu. Memberitahukan secara gamblang, sungguh. Jika kamu benar-benar melihatnya dan berada di posisiku kamu akan terbayang betapa banyak sekali kepalsuan yang tercipta selama ini.  Kepalsuan yang dibungkus oleh laku yang sangat manis. Yang aku tahu, itu berkedok pemanfaatan sebelah pihak. Sampai membuatku benar-benar muak dengan apa yang aku lihat. 

Ya, seluruh pertanyaan seketika terungkap. Berkali-kali kata "oh" terucap, sambil mengelus dada juga terus mengatur napas yang seperti tercekat di tenggorokan. Berkali-kali pula aku ulang apa yang disaksikan Juli, semata mencari kebenaran. Merunut semuanya dari awal. Ternyata benar, insting kadang telah lebih dulu tahu, namun hati dan akal enggan menyetujui. Dan berakhirlah seperti ini. 

Tidak, aku tidak butuh penjelasan untuk apapun lagi. Semua sudah terlampau jelas. Meminta penjelasan hanya akan membuat kepalsuan itu makin menjadi. Sudah aku cukupkan, bahwa tinta hitam mencoreng namanya hingga tak izinkan apapun lagi tentangnya masuk dalam hidupku. Untuk apalagi aku izinkan bukan? Seorang yang penuh kepalsuan, bahkan untuk mengucapkan maaf dan terima kasih pun tidak mampu. Sial. 

Tak ada sama sekali yang bisa menghentikan lajuku, apapun. Inginku berlari, namun energiku terkuras sangat. Jadilah aku berjalan menyusuri Juli dan Agustus dengan membawa berjuta luka. Seperti tentara yang terluka di medan perang. Tapi aku tidak kalah. Sesungguhnya akulah pemenangnya. Aku memenangkan semua pertarungan, termasuk bersikap profesional dalam pekerjaan diatas semua ego. 

Dengan Agustus pula aku memulai semuanya dari awal lagi. Hanya aku dan diriku. Menuruti semua inginku. Melakukan apapun yang aku inginkan yang sempat terhambat. Dan aku bahagia, juga dengan diriku. 

Tahukah? Aku harap September punya kejutan baik untukku. Yang sudah berjuang dengan Juli dan Agustus. 
 

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer